Selamat Datang di Website Bajatama Mandiri Konstruksi Jl. Nyamplung No. 7 Sumokali Candi Sidoarjo, Contact Person : Dudy Agus, Hp. 0812 3383 9318 email: bajatamamandiri@gmail.com , TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA

Rabu, 31 Agustus 2016

Konstruksi tangga



Konstruksi tangga


Konstruksi tangga adalah bagian dari bangunan yang berfungsi sebagai alat penghubung dari tingkatan-tingkatan lantai bangunan. Konstruksi tangga dapat dibuat dari bahan-bahan kayu; pasangan batu (batu kali atau batu merah); beton (bertulang atau tidak bertulang); besi atau baja. 

1. Ibu tangga (string), termasuk konstruksi utama tangga yang "memegang" anak tangga dan dapat merupakan bagian yang terpisah ataupun menyatu dengan konstruksi bangunan.

2. Anak tangga ( riser/vertikal, tread/horisontal), merupakan bagian tempat kaki berpijak.

3. Pegangan tangga (railing), sering disebut juga handrail, bagian ini berfungsi sebagai tumpuan tangan sewaktu kita menggunakan tangga.

4. Pagar tangga (baluster), bagian yang menghubungkan ibu tangga dengan railing dan juga berfungsi sebagai pagar pengaman.

5. Bordes, merupakan tempat beristirahat sewaktu menaiki tangga, biasanya berupa plat datar.


KONSTRUKSI TANGGA harus memenuhi dua syarat; yaitu mudah DILIHAT dan mudah DIPERGUNAKAN. Pertama, mudah DILIHAT terutama berhubungan dengan dengan perletakan dalam suatu bangunan, dimaksudkan agar tangga mudah dilihat orang. Syarat ini penting sekali terutama untuk bangunan - bangunan umum, sedang untuk bangunan rumah tidak begitu perlu karena yang menggunakan tangga adalah orang-orang tertentu yaitu dari kalangan keluarga sendiri. Kedua adalah mudah DIPERGUNAKAN terutama berhubungan dengan kemiringan tangga. Makin datar dari suatu tangga makin mudah dipergunakan sedangkan makin curam makin sulit dipergunakan. Penentuan kemiringan tangga atau sudut kemiringan tangga pada umumnya tergantung untuk keperluan apa tangga tersebut dibuat. Sebagai pedoman dapat diambil ketentuan sebagai mana uraian dibawah ini.


KEMIRINGAN TANGGA

1. Untuk tangga mobil masuk garasi dapat diambil sudut kemiringan maksimum 12 ½ derajat atau 1:8.

2. Untuk tangga luar (di luar bangunan) dapat diambil sudut kemiringan 20 derajat atau 1 : 5.

3. Untuk tangga rumahan dan bangunan umum agar mudah dipergunakan dapat diambil sudut kemiringan 30 derajat atau 35 derajat.

4. Tangga untuk "basement" dan loteng dapat diambil dengan sudut kemiringan 45 derajat.

5. Tangga untuk menara, misalnya menara air, menara listrik dapat diambil lebih curam, misalnya 75 derajat - 90 derajat.



Pada bangunan besar seperti gedung-gedung kantor yang besar yang pada umumnya mempunyai pegawai banyak, perlu dibangun dengan lebar sesuai perkiraan jumlah karyawan Juga tangga untuk gudang dan ruangan di bawah tanah (basement). Pada umumnya tangga-tangga ini diletakkan dalam ruangan tersendiri yang disebut ruang tangga. Ruang tangga ini harus mendapatkan penerangan yang cukup, untuk itu sebaiknya ditempatkan pada bagian ruang yang berhubungan langsung dengan ruang luar dan diberi jendela dari kaca sehingga sinar dari luar dapat langsung memberi penerangan dalam ruang tangga.

Untuk bangunan yang terdiri dari beberapa lantai (bangunan bertingkat) agar mudah pelaksanaan dari segi konstruksi, sebaiknya tangga-tangga diletakkan dalam ruangan-ruangan yang satu di atas yang lain dalam arah satu garis tegak dari bawah ke atas. Selain menggunakan tangga, untuk keperluan menghubungkan antar lantai tangga juga bisa digunakan untuk menghubungkan antar ruang jika terjadi perbedaan level ketinggian lantai. Fungsi tangga dapat digantikan oleh Lift. Lift bekerja secara mekanis dan elektris (memakai mesin dan listrik).

Penggunaan lift relatif mahal, baik harga lift dan biaya pemasangannya maupun biaya pemeliharaannya, maka pada umumnya hanya digunakan untuk bangunan bangunan publik yang minimal bertingkat tiga atau empat lantai. Walaupun telah menggunakan lift, pembuatan tangga masih tetap diperlukan dengan maksud, untuk keadaan darurat dan sebagai alternatif akses jika lift dalam perawatan atau sedang rusak.


JENIS TANGGA

Konstruksi tangga dibagi menjadi empat jenis pokok yaitu

1. Tangga lurus,
2. Tangga miring,
3. Tangga berporos
4. Tangga lengkung

Pada umumnya perencanaan suatu tangga selain tergantung pada jenis bangunan seperti rumah atau bangunan umum, juga tergantung pada ruangan-ruangan yang akan diberi tangga dan luas ruangan yang tersedia untuk tangga. Untuk bangunan - bangunan umum yang biasanya tersedia ruangan yang cukup luas, sedapat mungkin digunakan tangga lurus dengan atau tanpa bordes. Keuntungan dari tangga lurus adalah selain mudah dalam pelaksanaan pembuatannya juga mudah dipergunakan atau dilalui dan ekonomis. Untuk tangga rumah tidak perlu menggunakan tangga lurus, tetapi tergantung pada luas ruangan yang tersedia dan yang ekonomis walaupun agak sukar dalam pelaksanaan pembangunannya, misalnya dibuat konstruksi 2/4 atau ¾ putaran.






PERLETAKAN DAN UKURAN TANGGA

Berdasarkan letak tangga dalam suatu ruangan dapat dibedakan tangga terbuka (open stairs) dan tangga tertutup (closed stairs). Tangga terbuka adalah tangga yang terbuka untuk suatu ruangan atau hall pada suatu sisi (kadang-kadang terbuka pada kedua sisinya). Tangga tertutup adalah tangga yang tertutup pada kedua sisinya oleh dinding penyekat atau tembok.

Mengingat bangunan konstruksi tangga pada suatu bangunan gedung selain tergantung dari jenis bangunan juga tergantung pada macam ruangan yang dihubungkan oleh tangga tersebut dari tingkatan yang berlainan, maka perlu ada ketentuan ukuran lebar tangga dan bagian-bagian tangga.

1. Ukuran Tangga
Lebar tangga untuk perumahan biasanya diambil 90 cm (80-100 cm). Sedang lebar tangga untuk bangunan umum pada dasarnya tergantung pada berapa/jumlah orang yang secara bersama-sama dapat menggunakan tangga tersebut yaitu :

1. untuk 1 orang = 110 cm
2. untuk 2 orang = 130 cm
3. untuk 3 orang = 190 cm

Untuk ruangan yang kurang atau tidak banyak dilalui orang dapat diambil ukuran lebar tangga antara 60 - 70 cm, misalnya untuk loteng = 70 cm dan untuk gudang atau ruangan di bawah tanah = 60 cm.

2. Perhitungan Tangga
      
Jarak antara bidang-bidang atas bidang injakan yang satu dengan yang lain disebut 

"optrade", jarak tegak "rise" (O). Sedangkan jarak antara bidang-bidang muka bidang sandungan yang satu dengan yang lain disebut "antrade", jarak datar "run" (A).Hubungan antara "Optrade" dan "Antrade" ditetapkan dalam bentuk rumus (2 x O) + A = 61 - 65 

Keterangan dari rumus di atas adalah bahwa satu langkah orang berkisar antara 61-65 cm, untuk ukuran Indonesia dapat diambil 61 cm. Untuk mengangkat kaki diperlukan kekuatan dua kali dari pada memajukan kaki.

Mengenai besar sudut kemiringan tangga dilambangkan (? ). Jika diambil sudut kemiringan (?) = 35 derajat = 0,7. Jadi : Tg (? ) = O/A = 0,7 atau 

O = 0,7 A. bila disubtitusikan dalam rumus didapat :

(2 x O) + A = 61 -65
(2 x 0,7 A) + A = 61-65
2,4 A = 61-65
A = (61 -65) : 2,4

Maka besar A dihitung dengan pembulatan.




PERENCANAAN TANGGA

Ada beberapa elemen yang perlu anda perhatikan sebelum anda merencanakan membuat tangga yaitu :

● Jumlah atau berat beban yang dipikul.
● Jenis tangga berdasarkan fungsi .
● Jenis material yang akan digunakan.
       
Beban tangga dapat dihitung dari dua hal yaitu beban mati dan beban hidup. Beban mati yaitu berat dari material tangga dan finishingnya (beban konstruksi). Beban hidup yaitu beban yang dihitung dari semua yang akan melewati tangga. Adapun syarat beban yang ideal untuk tangga adalah 300 kg/m2 (meliputi beban konstruksi dan beban orang)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar